PsikoPedia

Free download jurnal dan artikel untuk saling berbagi online

DESKRIPSI STRESSOR DALAM BERPACARAN BEDA AGAMA

(Kasus pada Proses Pacaran yang Dijalani oleh Individu Penganut Agama Kristen dan Agama Islam)

Universitas Surabaya, Fakultas Psikologi, 2005

AUTHOR:
Linda Kusuma Dewi

ABSTRACT:
Pada masa dewasa awal berpacaran sudah lebih terfokus dalam mencari pasangan hidup, karena pada masa ini individu mulai berpikir untuk membangun kehidupan yang akan datang. Pada umumnya unsur fisik merupakan unsur yang menyebabkan individu tertarik pada lawan jenis. Seringkali unsur seiman atau  tidak seiman menjadi soal kedua. Oleh karena itu ketika individu menjalin hubungan dengan pasangan yang berbeda agama akan mengalami tekanan baik yang bersifat internal maupun eksternal yang bisa menimbulkan stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui stressor yang sering dihadapi oleh pelaku pacaran beda agama.
Populasi penelitian adalah individu dewasa awal di Surabaya yang tengah menjalani proses pacaran beda agama (Kristen dan Islam) dengan batasan usia 18 tahun hingga 25 tahun. Pengambilan sampel dilakukan secara snowball (berantai). Analisis data yang digunakan analisis faktor (statistic multivariate). 
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor stressor yang dialami oleh individu yang tengah menjalani proses pacaran beda agama yaitu faktor landasan masa depan keluarga, faktor penerimaan diri, pasangan dan keluarga, dan faktor orientasi kekerabatan. Secara umum ketiga faktor tersebut bisa dikategorikan menjadi dua kategori stressor yaitu kategori stressor yang bersifat orientasi ke depan dan kategori stressor yang tengah dialami oleh subyek. Munculnya faktor stressor yang bersifat orientasi ke depan tersebut karena tujuan berpacaran pada masa dewasa awal lebih terfokus pada pencarian pasangan hidup  untuk membangun kehidupan yang akan datang.
Saran yang disampaikan dalam penelitian ini adalah agar subyek penelitian lebih mampu untuk melakukan refleksi dan instropeksi diri mengenai sikap subyek terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam berpacaran. Sementara itu bagi pihak yang berkepentingan di bidang psikologi hendaknya lebih mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang psikologi di Indonesia khususnya di bidang psikologi perkembangan guna melengkapi pengetahuan tentang stressor dalam berpacaran.

FULL TEXT: FREE DOWNLOAD

PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA DALAM KEMANDIRIAN (Studi Kasus Hambatan Psikologis Dependensi terhadap Orangtua)

IQRA’ 46 Volume 4 Juli - Desember 2007

AUTHOR:
Musdalifah, M.Si.

ABSTRACT:

Membutuhkan bantuan orang lain adalah suatu hal yang wajar, tetapi bila harapan itu dalam bentuk bantuan materil, moril, emosional dan sepenuhnya disandarkan pada orang lain, maka perilaku tersebut sudah menjadi maladaptive. Dependensi menjadi perilaku maladaptive karena terjadi hambatan di dalam proses perkembangan sorang individu utamanya tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui pada tiap-tiap fase.
Perilaku dependensi sebagian besar dapat dijumpai pada usia remaja. Perilaku ini muncul karena remaja yang masih dalam fase peralihan dari masa kanak-kanak yang sebagian besar aktivitas hidupnya digantungkan pada orangtua. Sementara di sisi lain remaja juga memasuki fase yang baru untuk menentukan identitas dirinya sebagai individu yang otonom terhadap dirinya. Ada beberapa aspek ketergantungan remaja terhadap orangua, seperti dependensi emosional, dependensi fisik dan dependensi sosial.
Kata Kunci: Hambatan psikologis, dependensi, orangtua